Boyong Yogya dan Kerajinan Batik ke Amerika, Rp100 Juta Per Bulan Memasuki Pocket
Seiring dengan suaminya selalu belajar arti yang ada pada motif batik dan menjelaskan kepada teman-temannya. Secara tidak langsung suaminya
Berpartisipasi dalam mempromosikan Indonesia menggunakan potensinya. (B) Ovi Paluch (42), sepuluh tahun yang lalu bekerja di bidang administrasi dengan
Institusi di Buffalo, New York, Amerika Serikat. Sasmita sendiri diambil di Indonesia dengan makna yang indah dalam pidato saker Id
Itu bernyanyi Sepanjang tahun 2010 memulai bisnisnya. Karena lingkungannya sebelum sangat dekat dengan peradaban
Membuat Novi memutuskan untuk berbisnis di sana. Suami Pendukung Orang Kerbau yang cenderung menerima pemikiran untuk menciptakan sebuah perusahaan
Yang menjual produk. Menurutnya, banyak orang Amerika yang sudah mengenal secara keseluruhan tentang kota budaya ini dan memutuskan untuk melakukannya
Menjual produk konvensional Yogyakarta. Novi bertahan, di tahun pertama bisnis yang ia rasa terlibat. Tapi saat masuk
Tahun kedua bisnisnya langsung oleh orang-orang Amerika Serikat, khususnya masyarakat New York. Semua orang yang mendapat pamflet
Akan menemukan diskon 10%, saat dia mendapatkan strategi. Dengan biaya 15 sampai 200 dollar AS, dia menjual pakaian batiknya. Tidak
Hanya itu, ada teman lama dari Novi di ?? Amerika yang ditransfer untuk menyediakan cabang Sasmita Batik Indonesia untuk memulai
Di sana, mengingat batik-batik Novi. Jumlah suaminya memiliki batik dan menyukainya. Saat bertemu dengan Novi, mengetahui suaminya
Di seluruh Indonesia semakin banyak. Menurutnya, Rocky senang menggunakan batik lain setiap motif yang ada pada batik, dari pada dingin
Terus-menerus harus menyiratkan Desain batik, desain, pernak-pernik buatan tangan dan pernak-pernik tidak menjadi hal yang tabu bagi orang-orang Solo dan Yogyakarta,
Terutama untuk masyarakat kulit hitam. Jadi bisa dikatakan batik Indonesia itu sesuatu yang menakjubkan atau sesuatu yang luar biasa
Diamati oleh masyarakat dunia. Dia menjual barang dari Yogyakarta dengan membuat butik yang disebut Novi Sasmita Batik Indonesia.
Bagi Novi bilang batik sendiri. Menurutnya, banyak orang akan merasa nyaman menggunakan batik di musim panas. "Suamiku suka
Batik. Setiap Sabtu dan Minggu saat suami saya menggunakan batik. Ia selalu menggunakan batik saat berkunjung ke pub, pergi berlibur. Dia juga
Terus mempromosikan dan memberi tahu batik dan Indonesia kepada teman-temannya, "kata Novi. Selendang batik dan banyak lainnya terjual saat, meski seperti itu.
Sebagai aksesoris. Biaya berbeda. Novi menikah dengan seorang penduduk asli Amerika bernama Rocky Paluch. Sebelum akhirnya menikah dan bertemu
Dengan Novi, Rocky telah lama menyukai berbagai budaya. "Jika ada pengurangan 10% sangat besar. Selama lima dekade terakhir, saya telah masuk
Operasi, saya tidak pernah kehilangan uang dan diuntungkan. Mungkin penghasilan per bulan kalau di rupiah bisa di atas Rp100 juta, "katanya bersama
Seringai. Sejauh ini Novi menyatakan perusahaannya di Buffalo New York selalu mendapat apresiasi di masyarakat. "Saya tinggal di Buffalo New York dan
Berikutnya adalah kota besar di New York. Awalnya, mereka (masyarakat Amerika) tidak mengerti tentang batik ini. Saya mengadakan pameran
Seminar batik untuk menggambarkan hal-hal. Setelah itu respon mereka terhadap batik sangat bagus, "kata Novi ke Tribun Jogja di septarian
Tamansari Yogyakarta, Sabtu (20/2/2016) siang kemarin saat berkunjung ke Yogyakarta dalam beberapa hari setelah lima tahun gagal
Kembali ke indonesia Sementara untuk aksesori dari 10 sampai 75 dolar dan hiasan dinding saja ia menaruh biayanya. Dia menciptakan a
Booklet untuk disimpan di kantor, kedai kopi dan lain-lain untuk mengenalkan barangnya. Sasmita Batik Indonesia itulah hasil akhir dari
Barang dagangan Yogyakarta berisi daerah di Amerika Serikat dan tersebar di Novi. Sepanjang Antonius Heri Sutanto, temannya di Jakarta
Yogyakarta, Novi mulai memesan lukisan yang diproduksi oleh musisi Yogyakarta, pernak-pernik, kain batik Yogyakarta dan banyak sekali
lebih.