Mahasiswa UGM Serat Kelapa Limbah menjadi Kerajinan Nilai Ekonomi
Coco potty adalah panci berbasis serat kelapa dengan desain dan bekerja sebagai website penanaman. Sementara boneka Coco benar-benar boneka spin keluar
dari serat menggunakan layout Meski gantungan kunci Coco adalah rantai yang dibuat dengan tata letak bertema dan serat nasional dan bubuk kelapa.
Semua barang kerajinan ini dijual dengan biaya berkisar antara Rp 10.000, - sampai Rp. 50.000, -. Limbah coir sekaligus mengurangi
Penggunaan limbah ini mampu meningkatkan nilai ekonomis sabut kelapa. Karena itu bisa mendorong dorongan pendapatan para wajib pajak. Baca baca
lebih lanjut di https://ristekdikti.go.id/mahasiswa-ugm-sulap-limbah-sabut-kelapa-menjadi-kerajinan-bernilai-ekonomi/#7D1i8ucp05JAfMWC.99
"Program Co-Craft ini merupakan upaya untuk memperbaiki ekonomi masyarakat setempat," jelasnya. "Potensi kulit kelapa dalam hal ini
Kawasan ini sangat melimpah, namun belum dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar hanya dibuang atau dibakar, "kata Putu Sri Ronita Dewi, Senin (8/5)
di kampus UGM. Program ini mencakup tiga kegiatan. Pertama, prosedur pelatihan untuk serat sabut menjadi serat kelapa kasar,
Kelapa dan bubuk halus. Kedua, latih produk dari bubuk kelapa dan minyak. Ketiga, pelatihan pemasaran online dan
Pembuatan serat internet Usaha Kecil dan Menengah yang ditangani oleh lingkungan khususnya ibu PKK Plampang 1. Apalagi,
Ibu PKK juga akan terdidik bagaimana pembukuan sesuai dan efisien dalam mengelola perusahaan produk ini. "Untuk
pemasaran yang kami lakukan melalui media promosi online seperti situs web dan media sosial, dan pemasaran offline melalui toko suvenir
Kulon Progo dan Kota Yogyakarta, "jelasnya. Kerajinan dalam bentuk pot, boneka, dan gantungan kunci dari sabut kelapa.
oleh 12 orang mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian. Mereka adalah Yofrizal Alfi, Fikri Muhammad, Yulisyah Daulay
Putri, Verna Ardhi Hapsari, Putu Sri Ronita Dewi, Icha Ludyawati, Rischa Agustina, Fathurrahman Setiawan, Dawn Sina M, Karina
Dita, saya Komang Adi W dan M. Pradipta Natriasukma. Konsepnya Pengolahan serat dimulai dengan kekhawatiran mereka tentang isu tersebut
terjadi di Dusun Plampang 1 Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Komunitas belum pernah digunakan
Limbah kelapa ini, meski kawasan ini memiliki potensi kelapa, termasuk kulit. "Produk dari program ini diharapkan
menjadi produk khas Dusun Plampang 1 sehingga menjadi pendukung dalam pengembangan wisata alam desa dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, "pungkasnya. (Humas UGM / Ika)" Ada 3 produk unggulan dari
limbah sabut kelapa ini adalah coco potty, coco doll, dan coco keychain, "kata Putu. Sekam kelapa baru saja dilempar dan menjadi
limbah lingkungan Namun di tangan sekelompok murid Universitas Gadjah Mada (UGM), limbah sabut kelapa diolah menjadi
kerajinan yang berbeda dengan harga artistik dan finansial yang tinggi. Baca lebih lanjut di
https://ristekdikti.go.id/mahasiswa-ugm-sulap-limbah-sabut-kelapa-menjadi-kerajinan-bernilai-ekonomi/#7D1i8ucp05JAfMWC.99 Memulai
Dari fakta sederhana ini, mereka bergerak memberikan bantuan dalam pengolahan limbah serat. Mereka menyediakan pelatihan dan bimbingan dari coir
pengolahan ke kerajinan tangan dalam program Co-Craft.Baca juga:
plakat akrilik