Dengan berpartisipasi dalam acara Ambiente 2017, Gati berharap agar produk kerajinan Indonesia bisa dikenali dan juga
mendorong ekspor ke pasar Eropa. "Diharapkan juga kerajinan dari UKM bisa kita kumpulkan informasi terbaru
tren pasar rumahan di Eropa untuk pengembangan desain produksi, "katanya. Pada 2016, pameran tersebut diikuti oleh
4.387 peserta dari 96 negara, termasuk Indonesia, Jerman, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Portugal, Swiss,
Turki, Inggris, China, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Filipina, Vietnam, India serta negara-negara di Afrika dan Selatan
Amerika. Pada tahun lalu, Ambiente juga menarik 135.989 pengunjung dari 143 negara. Gati mengatakan nilai ekspor Indonesia
Produk kerajinan tangan ke seluruh dunia pada Januari-Oktober 2016 mencapai Rp 615,7 juta. Jumlah ini meningkat sekitar lima persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Upaya untuk meningkatkan daya saing produk industri nasional terus berlanjut
Wibawaningsih, juga dilakukan melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan. Ambiente adalah satu
dari pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumsi dan pelaku bisnis di sektor dekorasi interior,
karya cendera mata dan kerajinan tangan, serta perlengkapan meja dan makan, setiap tahun diadakan di Frankfurt, Jerman, oleh Messe Frankfurt.
"Kami juga akan memberikan masukan dan motivasi untuk peran penting Litbang dan layanan guna meningkatkan kompetensi dan
kemampuan industri dan memberikan nilai tambah lebih besar, "jelasnya. Acara tahun ini merupakan acara ke-68 yang berlangsung dari
10-14 Februari 2017. Tahun ini, jumlah peserta yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian adalah
delapan UKM di Paviliun Indonesia, yakni Wiracana (penggemar), Seloagro (kerajinan rotan), batu Inbali (batu alam), Cendana Permai
(papan kayu), kerajinan kayu Surya Bali Taksu), Bali Bakti Anggara (kerajinan kayu), Bali Wirama (kerajinan logam), dan Variica Classica
Industri (kerajinan kayu). "Kami terus meningkatkan daya saing industri nasional, termasuk UKM agar bisa bersaing
sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas di tingkat global. Beberapa inisiatif program ditujukan untuk membuka pasar global seperti
pameran internasional, program pelatihan, jaring pasokan bilateral, dan pendidikan kejuruan, "kata Direktur Jenderal Ketahanan
dan Pengembangan Industri Internasional (KPAII) Harjanto dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Sabtu.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, menegaskan, banyak produk industri dalam negeri yang telah mampu
untuk berprestasi di pasar ekspor, terutama untuk kerajinan tangan UKM. "Untuk itu, kami terus mendorong mereka untuk meningkatkan inovasi
desain dan kemasan. Jadi perlu melihat tren dan selera pasar dunia saat ini, "katanya.Baca juga:
plakat kayu